4 Gunung di Sumedang Diyakini Jalur Lalu Lintas Gaib, Paku Bumi Waduk Jatigede

4 Gunung di Sumedang Diyakini Jalur Lalu Lintas Gaib, Paku Bumi Waduk Jatigede
Batu Dua, Gunung Lingga, Cisitu, Sumedang merupakan satu di antara 4 gunung yang jadi jalur perlintasan gaib dan penyangga Waduk Jatigede. dok/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Empat gunung di kawasan penyangga Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini diyakini sebagai jalur lalu lintas gaib oleh kalangan spiritual.

Dari mitos yang beredar, kaum spiritual asal Sumedang menyakini empat gunung ini merupakan paku bumi. Sumber kekuatan atau penyangga keberadaan Waduk Jatigede.

Pemerintah, mulai menggenangi Waduk Jatigede sendiri pada 31 Agustus 2015, silam.

4 Gunung Perlintasan Gaib di Sumedang

Keempat gunung di wilayah penyangga Waduk Jatigede tersebut adalah Gunung Surian, Gunung Jagat, Gunung Lingga, dan Gunung Cakrabuana.

Pemerhati spiritual asal Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang WD Darmawan menyebutkan, lalu lintas gaib di empat gunung ini tidak hanya mahluk astral seperti jin dan makhluk halus lainnya.

Akan tetapi, kata Ki Wangsa (Sapaan WD Darmawan) menjadi jalur lalu lintas para leluhur Sumedang, dalam membangun kekuatan spiritual di zamannya.

“Jika kita petakan, keempat gunung ini seperti membentuk formasi segi empat,” ujar Ki Wangsa.

Sementara, kata Ki Wangsa, jika melihat dari filosofinya, keempat gunung tersebut pondasi atau kaki dari keberadaan Waduk Jatigede.

“Kaki-kaki (4 gunung) tersebut sebagai penyangga wilayah genangan Waduk Jatigede,” ucap Ki Wangsa.

Ki Wangsa berpesan, ada lintasan gaib yang wajib warga di wilayah ini jaga dan pelihara.

“Bila tidak terpelihara secara spiritual, khawari ini akan menjadi penyebab dari beberapa kejadian yang tidak kita inginkan,” kata Ki Wangsa.

Gunung Surian

Ki Wangsa menjabarkan, gunung pertama yang menjadi perlintasan gaib yaitu Gunung Surian.

anyak cerita rakyat dari gunung ini yang berbau mistik dan jadi mitos hingga kini

“Gunung ini simbol kekuatan Waduk Jatigede. Berada tepat di tengah Waduk Jatigede. Di gunung ini terdapat makam keramat leluhur kami,” kata Aki.

Ia menambahkan dulu tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah Gunung Surian karena aura angkernya.

Gunung Jagat, Jatinunggal

Jalur perlintasan gaib dari Gunung Surian, konon biasanya menuju Gunung Jagat.

Gunung ini berlokasi Cibareubeu, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang.

Kawasan Gunung Jagat sendiri, letaknya bersebelahan dengan Waduk Jatigede.

Diketahui, Gunung Jagat ini, merupakan tempat relokasi hewan dan binatang liar dari kawasan hutan, eks wilayah genangan Waduk Jatigede, Sumedang.

Konon, saat pemindahan binatang dan hewan dari kawasan hutan Jatigede ke Gunung Jagad ini dibantu oleh kekuatan spiritual.

Gunung Cakrabuana, Majalengka-Wado-Tasikmalaya

Aki memaparkan, dari Gunung Jagat, selanjutnya lintasan gaib tersambung ke Gunung Cakrabuana.

Gunung ini, terbentang dari Kecamatan Wado, Sumedang; Kabupaten Majalengka hingga Kabupaten Tasikmalaya.

Konon, sejumlah titik di Gunung Cakrabuana ini adalah pusat gaib di wilayah tersebut dan jarang tersentuh oleh kalangan manusia.

“Di gunung ini ada makam keramat salah seorang leluhur. Tidak sedikit orang yang tahu sejarah leluhur berziarah ke sana,” jelas Aki.

Gunung Lingga, Cisitu

Aki menjelaskan, gunung terakhir yang diyakini menjadi perlintasan gaib adalah Gunung Lingga di Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.

Gunung Lingga sendiri, merupakan bagian dari sejarah bagi masyarakat Sumedang.

Sebab di Gunung Lingga terdapat makam Prabu Tadjimalela, Raja Sumedanglarang.

“Dari kaca spiritual, empat gunung ini jadi pusat perlintasan gaib di Kabupaten Sumedang.”

“Saat keempat gunung ini dirusak atau ekosistemnya terganggu, maka akan menimbulkan kerusakan. Bakal terjadi bencana, baik bencama alam maupun bencana moral.”

“Oleh karena itu, perlu kiranya, kita sebagai manusia melestarikan keberadaan gunung ini. Jangan sampai dirusak.”

“Kemudian, dari aspek spiritual, warga tentunya harus menghormati leluhur,” ucap Aki.