BERITA SUMEDANG.ruber.id – Pada bulan penuh berkah ini, sebagian orang percaya jika memulai usaha maka akan dilancarkan rezekinya.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswi asal Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Novi Agustian.
Di mana kini, Novi, memulai usaha di bidang tembakau.
Mungkin untuk sebagian orang, kaum hawa yang menjual tembakau rokok cukup aneh.
Namun hal itu, tidak jadi kendala berarti bagi mahasiswi semester 2 ini.
Toko tembakau yang kini dibukanya di rest area KM 30, Desa Ciptasari Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, terlihat cukup ramai pengunjung.
Hal ini mengingat, saat ini merupakan momen mudik Lebaran.
Jadi, tidak sekadar pengunjung yang singgah saja, namun beberapa petugas pengamanan jalur mudik seperti dari Dishub Sumedang juga terlihat suka dengan produk tembakau yang Novi jual.
Toko tembakau yang kini dinamai Raja Linting itu, sebelumnya telah dibuka di sebuah toko online dengan nama PJ’S Store.
Namun, karena tembakau dan rokok umum sedikit rumit dan lebih diatur dibanding produk nontembakau, ia memutuskan berjualan secara konvensional seperti saat ini.
Novi mengaku di usia beranjak remajanya, ia suka memperhatikan proses jual beli tembakau yang dilakukan oleh ayahnya.
Ya, ayahnya merupakan pengusaha tembakau, di daerah Tanjungsari sejak dulu hingga sekarang.
“Saya sekarang kuliah jurusan manajemen ekonomi, semerer 2. Udah lama ini kan sistem perkuliahan daring, jadi untuk mengisi kekosongan, saya mulai belajar untuk mengembangkan bisnis bapak,” terangnya kepada ruber.id, Sabtu (30/4/2022) saat ditemui di tokonya.
Novi mengaku sempat ragu, namun akhirnya mendapatkan dukungan dari sang ayah.
“Sempet ragu, terus bilang ke bapak. Ternyata bapak support, Alhamdulillah. Dapet modal, terus sebagian bakonya kan emang punya bapak, jadi bisa sekalian bantu dijualin di sini,” tambahnya.
Tembakau rasa yang dijajakannya tersebut beragam. Mulai dari jenis, daerah tanam tembakau hingga varian rasa yang begitu banyak.
Ia tidak menjual roko pabrikan yang biasa dijual di warung-warung, hanya tembakau lokal yang diolah melalui pabrik-pabrik kecil di berbagai daerah.
Novi menernangkan, saat ini di tokonya telah tersedia sekitar 15 jenis tembakau lokal dari berbagai daerah. Di antaranya Cianjur, Garut dan pastinya Sumedang.
“Kebanyakan produk Sumedang. Tapi ada juga bako olahan luar daerah Sumedang. Kalau total item sih kurang lebih nyampe seratus lebih, mulai dari pahpir, bako, padudan, alat linting sama filter sampe ke lem kertasnya juga ada,” terangnya.
Untuk harga, khusus tembakau dibanedrol mulai dari Rp5000 hingga Rp25.000 per kemasannya.
Sementara ini, pengunjung yang membeli tembakau ke tokonya didominasi oleh kalangan anak muda.
“Kebanyakan sih anak-anak muda, ada orangtua yang beli. Tapi khusus untuk pasar tembakau rasa ini, kebanyakan anak-anak muda dewasa. Paling ada beberapa orangtua belinya bako mole,” ucapnya.
Ia berharap, dengan dibukanya toko tembakau itu, selain bisa membuktikan kepada diri sendiri terkait keinginanya untuk belajar usaha dan maju. Tembakau lokal khususnya tembakau rasa, bisa lebih dikenal oleh masyarakat umum layaknya roko-roko pabrikan ternama.