BERITA SUMEDANG.ruber.id – Menyikapi fenomena La Nina yang berpeluang memicu curah hujan di atas normal, semua pihak harus siaga dan waspada terhadap terjadinya bencana hidrologi di wilayah Sumedang.
Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menyampaikan imbauan siaga dan waspada bencana hidrologi ini, saat memberikan arahan pada Rapat Forkopimda di Gedung Negara, Sumedang, Kamis (20/1/2022).
“Sumedang itu daerah perbukitan dan rawan longsor, seperti baru-baru ini di Dusun Cimareme.”
“Perlu adanya kesiapsiagaan dari seluruh warga, terutama yang berada di kawasan rawan bencana,” ujarnya.
Dony mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca yang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rilis, puncak fenomena La Lina terjadi pada bulan Januari sampai dengan Februari 2022.
Sebagai bentuk antisipasi, Dony menginstruksikan BPBD Sumedang, untuk membuat peta daerah potensi bencana.
Seperti pergerakan tanah, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di tiap desa di kecamatan.
“Pastikan peta potensi bencana tersebut tersampaikan secara detail kepada masyarakat, agar mereka bisa tahu.”
“Gunakan Medsos, nanti di-share oleh para camat ke desa hingga RW dan RT,” tuturnya.
Dony mengatakan, selain pemetaan potensi rawan bencana, prakiraan cuaca dari BMKG juga harus kepala OPD, camat dan kepala desa posting dan viralkan di medsosnya masing-masing.
“Publikasikan bareng-bareng. Bukan hanya kewajiban BPBD, tetapi juga peran OPD, camat dan desa untuk publikasinya,” kata Dony.
Lebih jauh, kata Dony, sebagai upaya deteksi dini atau early warning system, perlu dilalukan patroli.
Kemudian, mobilisasi sosial melalui bewara, sosialisasi dan edukasi sebagai pencegahan.
“Tempat-tempat rawan bencana harus tersosialisasikan dan teredukasi dengan baik. Saya yakin OPD, kecamatan, dan desa bisa bantu,” ujarnya.
137 Bencana Terjadi di Sumedang Sepanjang 2021
Kepala BPBD Kabupaten Sumedang Dadang Sundara mengatakan bahwa tahun 2021, terdapat 137 kejadian bencana.
Kemudian, pada tahun 2022 sampai dengan tanggal 20 Januari, totalnya sudah terjadi 17 bencana.
Dadang mengatakan, Sumedang sendiri secara keseluruhan adalah wilayah potensi pergerakan tanah semua. Termasuk, kategori potensi menengah dan potensi tinggi.
“Tidak ada satu kecamatan di Sumedang pun yang tidak berpotensi pergerakan tanah rendah. Semuanya, dalam kategori potensi menengah dan tinggi,” jelasnya.
Dadang menjelaskan, untuk zona musim hujan, terbagi dalam zona 74, 82, 89 dan zona 90.
Berdasarkan prakiraan curah hujan pada bulan Januari 2022, prakiraan umumnya Kategori Tinggi hingga Sangat Tinggi (300-500 mm/bulan).
Sedangkan, untuk curah hujan bulan Februari 2022, prakiraab umumnya, Kategori Tinggi hingga Sangat Tinggi (300-400 mm/bulan).
Selanjutnya, curah hujan lebih dari 500 mm/bulan prakiraan terjadi di Kecamatan Jatigede bagian Timur.
“Bulan Januari dan Februari curah hujan sangat tinggi,
akan terjadi di kecamatan Jatigede dan Tomo bagian timur,” ungkapnya.
Dadang menambahkan, khusus untuk peta potensi longsor, hampir semua kecamatan berpotensi tanah longsor.
“Adapun satu-satunya kecamatan yang tidak rawan longsor adalah Ujungjaya,” ujarnya.
Penulis/Editor: R003