Atasi Kemiskinan Ekstrem, Pemkab Sumedang Beri Bantuan Bibit Ternak dalam Program Samawana di Cimalaka

Pemkab Sumedang Beri Bantuan Bibit Ternak dalam Program Samawana Cimalaka
Ist/R015/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Mak Ukar (60), salah seorang warga Babakan Salam, Dusun Sukabarang, Desa Naluk, Kecamatan Cimalaka, mendapatkan bantuan bibit ayam ternak dari Pemkab Sumedang.

Bantuan diberikan oleh Penjabat Bupati Sumedang Yudia Ramli saat melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Cimalaka, Jumat (21/6/2024).

Yudia mengatakan, bantuan ternak tersebut disalurkan dalam program Sehari Bersama Warga nu Nyata Mangfaatna (Samawana) yang digagas Pemerintah Kecamatan Cimalaka.

Bantuan yang diberikan, kata Yudia, harus dirawat dan dibudidayakan oleh para penerima bantuan. Atau, dikembangkan serta tidak diperkenankan diperjualbelikan secara keseluruhan.

“Bantuan ternak ini diberikan 1 dusun 5 ekor kepada satu KK miskin. Bukan dikasih, tapi dititipkan. Di mana beranak, itu bisa dijual dan dibeli kembali oleh pihak kecamatan,” ujarnya.

Yudia mengatakan, ia tidak melihat kecilnya upaya yang telah dilakukan. Tetapi, melihat besarnya perhatian pemerintah kecamatan dalam menjalankan fungsi sebagai pelayanan publik. Terutama, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Walau hanya berupa bantuan beberapa ekor ayam, tapi warga merasa diperhatikan. Semoga ini bisa dicontoh camat-camat lainnya, untuk bersama-sama menghapuskan kemiskinan ekstrem di Sumedang,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Cimalaka Ayuh Hidayat mengatakan, Samawana merupakan program Pemerintah Kecamatan Cimalaka.

“Tujuan dari program ini, dalam rangka ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Ayuh.

Selain penanaman seribu pohon pisang di tiap desa, kata Ayuh, salah satu program unggulan adalah pemberian bantuan ternak bagi warga supaya masyarakat lebih produktif.

“Warga yang menerima program ini tidak hanya menerima saja. Bantuan ini bukan memberi, tapi menitip. Nanti anaknya dibeli.”

“Ini baru satu dusun, sekarang masih banyak dusun-dusun lainnya di tiap desa yang harus kita beli (hasil ternaknya),” ucap Ayuh.