Desa dan Kelurahan di Sumedang Selatan Jadi Destana dan Katana

Desa dan Kelurahan di Sumedang Selatan Jadi Destana dan Katana

BERITA SUMEDANG.ruber.id Setelah sebelumnya Kecamatan Jatinangor, kali ini giliran desa dan kelurahan di Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang yang dikukuhkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana).

Pengukuhan ini dilakukan Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, di Aula Desa Citengah, Rabu, 8 Juni 2022. Dengan diawali penampilan kesenian Songsong Citengah (Songah).

Camat Sumedang Selatan Marlina mengatakan, kegiatan tersebut menghadirkan lima orang perwakilan dari tiap desa/kelurahan sebagai peserta.

“Pesertanya kepala desa atau lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang menjadi penanggungjawab di Surat Keputusan Katana dan Destana. Kemudian, dua orang pengurus Katana dan Destana. Alhamdulillah, semua hadir,” ucapnya.

Ia menjelaskan, dalam rangka pembentukan Destana dan Katana se-Kecamatan Sumedang Selatan pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan.

“Kami melaksanakan kegiatan secara mobile ke tiap kelurahan dan desa untuk melakukan pembinaan.”

“Hari ini Alhamdulillah, Pak Bupati bisa memberikan arahan kepada Katana dan Destana di Kecamatan Sumedang Selatan” ungkapnya.

Penanggulangan Bencana melalui Destana dan Katana

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengatakan, maksud kegiatan tersebut ialah mengenalkan program Destana/Katana. Kepada para pemangku kepentingan di tingkat desa dan kelurahan se-Kabupaten Sumedang. Khususnya, terkait penanggulangan bencana. 

“Tujuannya, untuk meningkatkan kerja sama antara pemangku kepentingan. Dalam pengurangan resiko bencana di antara unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi dan lainnya,” ucapnya.

Selain pengukuhan, digelar pula pelatihan kepada para peserta agar memahami kerentanan kapasitas resiko bencana. Kemudian, memahami tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan dalam penanganan bencana.

“Peserta terdiri dari unsur perangkat desa dan kelurahan, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, Karang Taruna.”

“Selain itu, komunitas pariwisata, kader Posyandu dan PKK, RT/RW, Linmas dan perwakilan Destana dan Katana se-Kecamatan Sumedang Selatan,” ucapnya.

Atang menjelaskan, sehubungan dengan terbitnya Keputusan Bupati Sumedang Nomor 225/2022. Tentang Pembentukan Tim Transisi Mitigasi Bencana dan Pemulihan Ekonomi wilayah Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan.

Beserta dinas instansi terkait dan para pelaku usaha wisata terus melakukan langkah-langkah konkret. Dalam mitigasi bencana diantaranya sosialisasi dan pembuatan jalur evakuasi.

“Alhamdulilah seluruh tempat usaha dan wisata sudah ada jalur evakuasi. Titik-titik kumpul semuanya wajib membuat tanpa terkecuali.”

“Begitu juga papan informasi dan call center darurat, serta penyediaan alat-alat P3K,” kata Atang.

Dalam rangka mitigasi bencana, pihaknya pun telah memberikan informasi dan edukasi dalam bentuk simulasi bencana di kawasan wisata desa Citengah beberapa hari yang lalu.

“Kita melakukan simulasi di sini, dihadiri unsur Forkopimcam dan melakukan gerakan kebersihan bersama masyarakat, para penggarap dan pelaku usaha.”

“Sasarannya jalan Citengah dan Cisoka sejauh 10 kilometer dan alhamdulillah sudah selesai,” katanya.

Sumedang Rawan Bencana

Sementara, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dalam kesempatannya mengatakan, Sumedang dengan kontur tanahnya berbukit dan banyak lereng serta sungai termasuk daerah yang awan bencana.

“Untuk itulah, dalam mengurangi resiko bencana, kami membentuk Destana dan Katana di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Sumedang,” ucapnya.

Setelah dibentuk dan dikukuhkan, para pengurus Destana dan Katana dilatih untuk bisa mencegah dini, lapor dini dan deteksi dini berkaitan dengan bencana.

“Inilah ikhtiar kami untuk mengurangi dampak bencana sehingga tidak meluas dan menimbulkan korban.”

“Semua melibatkan seluruh komponen Destana dan Katana, termasuk masyarakat dan relawan di dalamnya,” ujarnya l

Terkait pembukaan kembali kawasan wisata di Citengah, kata Dony, bisa dilakukan namun dengan persyaratan tertentu karena masih dalam transisi.

“Dibuka tetapi dengan berbagai persyaratan dalam pembukaanya. Jadi ada tim assesment yang menentukan per hari buka tidaknya, disesuaikan dengan kondisi alam,” ujarnya.