Dinkes Sumedang Luncurkan Integrasi Layanan Primer di 4 Puskesmas

Dinkes Sumedang Luncurkan Integrasi Layanan Primer di 4 Puskesmas
Ist/R015/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) untuk mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Empat Puskesmas menjadi pilot project ILP adalah Puskesmas Sumedang Utara, Situraja, Haurngombong dan Paseh.

Program ILP, merupakan upaya mengembalikan ruh puskesmas menjadi lebih betul-betul fokus ke promotif dan preventif.

Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli mengatakan, melalui ILP peran puskesmas sebagai penangggung jawab masalah kesehatan di wilayah kerjanya akan semakin kuat.

“Puskesmas aktif melakukan pemantauan kesehatan di wilayahnya sampai setempat di tingkat desa hingga RT/RW oleh petugas kesehatan bersama kader,” kata Yudia saat Rakor Kesehatan Masyarakat dan Peluncuran ILP di Jatinangor, Selasa (16/7/2024).

Dengan ILP ini, masyarakat tidak harus selalu berobat ke puskesmas induk.

Pemeriksaan kesehatan, kini tersedia di tingkat dusun dengan tenaga kesehatan yang profesional dan yang terpenting bisa melayani masyarakat dengan pengguna BPJS Kesehatan.

“Saya juga berharap, dengan adanya ILP ini mampu menurunkan prevelensi stunting menjadi zero stunting di tahun 2025,” katanya.

Ia berharap, dengan adanya ILP kualitas layanan kesehatan semakin meningkat.

“Tentunya, harus memiliki dampak dan memiliki efek domino yang jelas multiplayer efek karena terintegrasi karena semua sektor terlibat mulai dari posyandu sampai kader,” katanya.

Menurutnya, dengan ILP ini Pemkab Sumedang bisa meningkatkan pelayanannya.

“Bukan hanya setelah membuat puskesmas masyarakat silahkan datang. Tidak begitu tapi tenaga kesehatan langsung datang ke rumah masyarakat untuk memberikan layanan kesehatan dasar,” ujarnya.

Yudia mengatakan, penyelenggaraan ILP tidak hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan.

Tetapi, perlu dukungan dari semua sektor mulai dari tahapan perencanan, pelaksanaan sampai monitoring.

“Pelaksaan ILP ini, melibatkan banyak pihak hingga ke tingkat desa/kelurahan bahkan dusun. Sehingga, peran serta aktif masyarakat serta pemerintah desa/kelurahan sangat penting untuk mengoptimalkan implementasinya,” kata Yudia.

Yudia berharap, ke depan, ILP bisa diterapkan di 35 puskesmas yang ada.

Kembalikan Ruh Puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceng Solahudin Ahmad mengatakan ILP ini, mengembalikan ruh Puskesmas menjadi lebih fokus ke promotif dan preventif.

“Nantinya lebih mendalam lagi ke tingkat desa bahkan ke tingkat RW. Pelayanan kesehatan nanti sampai ke tingkat rumah yang dilaksanakan oleh kader-kader Posyandu.”

“Puskesmas pembantu atau Pustu, Poskesdes, Polindes nanti akan terintergrasi menjadi Posyandu Prima ke depannya,” kata Aceng.

Menurutnya, dengan upaya ILP yang terintergrasi bisa lebih memfokuskan kepada kesehatan berbasis masyarakat.

“Jadi, masyarakat betul-betul diperdayakan dan fokus teerhadap kesehatannya promotif dan prefentifnya. Puskesmas menjadi pemantauannya saja, Puskesmas menjadi publik center,” ujar Aceng.