Guru BK SMA di Sumedang Dibekali Buku Saku Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Anak

Buku Saku untuk Guru BK SMA di Sumedang
P2TP2A Kabupaten Sumedang sosialisasikan buku saku panduan kepada guru BK SMA, Rabu (17/11/2021). dodi/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Sebanyak 60 guru Bimbingan Konseling atau BK SMA di Sumedang menerima buku saku panduan pencegahan tindak kekerasan terhadap anak dan penyimpangan seksual terhadap anak.

Selain itu, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumedang juga menyampaikan sosialisasi terkait buku saku panduan tersebut.

Ketua P2TP2A Kabupaten Sumedang Hj Samantha Dewi mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka melindungi anak dari kekerasan seksual dan eksploitasi yang timbul akibat ulah manusia.

Selain itu, memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas dan efektik serta memaksimalkan stakeholder juga warga Sumedang dalam upaya pencegahannya.

Hj Samantha menjelaskan, perlindungan anak merupakan hal yang prioritas bagi pemerintah daerah.

“Sehingga, buku panduan ini memberikan pemahaman mendasar mengenai perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak,” ucapnya di SMK Kesehatan dan SDM Cimalaka, Sumedang.

Sementara, Wakil Ketua P2TP2A Sumedang Hj Retno Ernawati mengatakan, saat ini warga berada dalam lingkungan yang dikelilingi oleh kejadian dan berita-berita menyangkut kekerasan terhadap anak.

Maka, Retno berharap, dengan hadirnya buku panduan ini, guru BK di SMA bisa mengarahkan anak-anak menjadi lebih baik lagi.

Sementara itu, Kepala SKM Kesehatan dan SDM, R. Hj Dewi Sugiarti menyebutkan, kegiatan ini sangat membatu pihak sekolah dan berharap kegiatan semacam ini bisa berkelanjutan.

“Adanya pandemi sangat mempengaruhi, sekali terhadap psikolog anak. Di mana, anak biasa bermain dan belajar dari handphone dan ketika masuk sekolah terlihat ada kemalasan dan kurang memperhatikan guru saat di kelas,” tambahnya.

Makanya, kata Dewi, pihaknya butuh pemulihan untuk anak-anak ini karena berat juga harus bersaing dengan handphone.

“Saat ini anak-anak merasa bahwa HP adalah gudang ilmu dan mudah mengaksesnya. Jadi, dengan adanya kegiatan ini kami sangat mengepresiasi,” jelas Dewi.

Penulis: Dodi/Editor: Bam