Jatinangor, Kawasan Perkotaan dan Miniatur Indonesia

Jatinangor, Kawasan Perkotaan dan Miniatur Indonesia

SUMEDANG.ruber.id – Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, terus membangun silaturahmi dengan warga. Di antaranya, melalui kegiatan Safari Ramadan dari masjid ke masjid di daerah.

Kali ini, Bupati hadir di Masjid Hayatus-Syifa Dusun Sukawening Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor, Kamis (14/4/2022).

Pada kesempatan tersebut, Bupati membagikan takjil kepada para pengemudi ojek Jatiroke dan anak-anak yang sedang ngabuburit.

Bupati juga bersilaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren Darul Fatwa Jatiroke, serta membagikan paket Sembako kepada pengurus Masjid Jam’us Sa’adah.

Bupati mengatakan, dalam silaturahmi tersebut, ia melihat langsung kondisi di Jatinangor sekaligus menampung aspirasi dan masukan dari masyarakat terkait pembangunan di Jatinangor.

“Ini kesempatan untuk menginformasikan kebijakan Pemkab Sumedang. Ada Perda atau Perbub tentang Kawasan Perkotaan Jatinangor.”

“Bahkan sekarang, ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk Jatinangor karena adanya Perda KPJ tadi,” ucapnya.

Jatinangor, Kawasan Perkotaan dan Miniatur Indonesia

Dony menjelaskan, Jatinangor sebagai kawasan perkotaan dan miniatur Indonesia. Karena setiap suku bangsa ada di sana dan semuanya harus dilayani dengan baik.

“Kita tingkatkan kualitas kehidupannya, sarana prasarananya, permukimannya, jalannya, lingkungannya kita akan perbaiki terus dan juga semakin ramah lingkungan,” ujarnya.

Pelayanan tersebut, lanjutnya, termasuk pelayanan administrasi kependudukan seperti KTP dan KK yang dilayani di Kecamatan Jatinangor.

“Ini ikhtiar kami memberikan perhatian khusus kepada Jatinangor sebagai penyumbang terbesar PAD bagi Kabupaten Sumedang,” katanya.

Terakhir Bupati berharap dengan banyaknya perusahaan dan perguruan tinggi di Jatinangor hendaknya turut dapat menggerakkan ekonomi rakyat warga Jatinangor.

“Saya titip agar Ibu Bapak harus jadi subjek pembangunan, harus jadi pelakunya. Jangan hanya jadi penonton,” tuturnya.

Ia berpesan kepada Camat dan Kades apabila ada pembangunan pabrik baru, mal dan lainnya, agar tenaga kerjanya berasal dari warga setempat.

“Harus dari orang sini. Datanya ngambil dari DTKS, yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan sehingga benar-benar dapat mengentaskan kemiskinan,” katanya.

Editor: R003