Mengenal Ong Bung Keng, Pelopor Tahu Sumedang Sejak Tahun 1900

Ong Bung Keng, Pelopor Tahu Sumedang Sejak Tahun 1900
Tahu Bungkeng Sumedang ada sejak tahun 1900-an. Dok ruber.id/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.idPerintis Tahu Sumedang Ong Bung Keng. Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sering dijuluki sebagai Kota Tahu. Julukan ini, erat kaitannya dengan makanan murah meriah nan bergizi, yaitu tahu.

Di Sumedang, tahu menjadi populer berkat komunitas Tionghoa yang tinggal di daerah tersebut sekitar tahun 1900-an.

Sejarah Tahu Sumedang

Salah satu tokoh yang berjasa mempopulerkan tahu di Sumedang, adalah Ong Kino.

Menurut Suriadi, keturunan keempat dari keluarga pembuat tahu Bungkeng, tahu Sumedang pertama kali diperkenalkan oleh kakek buyutnya, Ong Kino.

“Uyut saya, Ong Kino, memperkenalkan tahu Sumedang pada awal abad ke-20,” kata Suriadi yang juga dikenal dengan nama Ong Che Ciang, beberapa waktu lalu.

Ong Kino, yang merupakan keturunan Tionghoa, datang ke Indonesia pada awal tahun 1900-an.

Setibanya di Sumedang melalui Pelabuhan Cirebon, ia menetap di Tegalkalong, Sumedang Utara.

“Awalnya, tahu yang dikenalkan oleh Uyut Ong Kino hanya untuk konsumsi keluarga. Ukurannya pun besar-besar,” ujarnya.

Namun, karena kondisi ekonomi yang sulit saat itu, tahu yang berukuran besar tersebut dipotong kecil-kecil. Hingga akhirnya, menjadi tahu Sumedang seperti yang kita kenal sekarang.

Selain untuk keluarga, tahu buatan Ong Kino juga disajikan kepada tetangga dan tamu yang datang.

Ternyata, mereka sangat menyukai rasanya yang gurih dan berbeda dari tahu pada umumnya.

Sampai pada suatu waktu, Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Aria Soeriaatmadja, menyatakan bahwa tahu tersebut pasti akan laku di pasaran.

Prediksi ini terbukti benar, karena hingga kini banyak orang yang menyukai tahu Sumedang.

Tahu Sumedang semakin terkenal setelah diperkenalkan oleh salah satu anak Ong Kino, yaitu Ong Bung Keng.

Pada tahun 1917, Ong Bung Keng datang dari China ke Sumedang untuk bertemu dengan ayahnya, Ong Kino.

Saat itu, Ong Bung Keng tertarik dengan tahu buatan ayahnya yang memiliki ukuran kecil dan rasa yang gurih, berbeda dengan tahu kuning dan putih pada umumnya.

Dengan semangat dan ketekunan, ia belajar dari ayahnya mengenai resep, proses produksi, dan tahap penggorengan tahu.

Pada awal tahun 1917, tahu Sumedang mulai dijual secara umum dan semakin populer dari tahun ke tahun, mencapai puncak kejayaannya pada era 1980 hingga 1990-an.