BERITA SUMEDANG.ruber.id – Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dilanda 140 kejadian bencana alam sepanjang tahun 2022 ini.
Dari total kejadian bencana alam tersebut, paling banyak didominasi oleh bencana longsor. Yaitu sebanyak 74 kejadian.
Kemudian, fisusul banjir 26 kejadian, banjir bandang 6 kejadian, bencana pergerakan tanah 10 kejadian.
Selanjutnya, pohon tumbang 20 kejadian, puting beliung 3 kejadian, dan kebakaran hutan sebanyak 1 kejadian.
7 Warga Sumedang Meninggal Dunia
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengatakan, dari 140 kejadian bencana alam tersebut, ada 7 warga Sumedang yang meninggal dunia.
“Tiga orang, meninggal dalam bencana banjir bandang yang terjadi di Cimanggung beberapa waktu lalu.”
“Juga ada 1 orang meninggal saat bencana banjir di Ujungjaya, dan 3 orang lainnya meninggal dalam bencana longsor di beberapa wilayah,” kata Atang, Jumat, 30 Desember 2022, siang.
Atang menjelaskan, selain menelan korban jiwa, 10 orang lainnya tercatat mengalami luka berat dalam kejadian bencana alam yang terjadi pada tahun 2022 ini.
Atang mengatakan, intuk bangunan dan infrastruktur juga terdampak.
Terdiri dari, rumah terdampak bencana sebanyak 1723 unit, fasilitas umum 13 unit, tempat ibadah 13 unit, fasilitas pendidikan 13 unit.
Kemudian, infrastruktur 22 unit, keluarga terdampak 1995 Kepala Keluarga (KK), jumlah jiwa 5739 orang, mengungsi 114 KK, dan 373 jiwa.
“Selama penanganan bencana yang terjadi pada tahun 2022, bencana banjir bandang di Cimanggung yang paling berat,” tuturnya.
Atang menyatakan, dalam penanganan bencana alam yang terjadi pada tahun 2022, BPBD Sumedang juga terkendala sarana prasarana hingga personel.
“Sampai saat ini kami belum memiliki alat berat berupa ekskavator atau bekho, mesin sinso pemotong kayu, dan personel masih minim.”
“Saat ini, personel BPBD Sumedang total ada 61 orang dan 15 di antaranya ASN, sisanya honorer,” ucapnya.
Kendala BPBD Sumedang Selama Tahun 2022
Atang menjelaskan, dalam menghadapi tahun 2023, BPBD Sumedang akan mengoptimalkan peran personel yang telah terbentuk di tiap desa melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana).
“Untuk menyiasati minimnya personel kami akan memaksimalkan peran Destana. Dengan harapan, pada tahun 2023 nanti, Destana ini sudah terbentuk di seluruh desa di Kabupaten Sumedang,” ujar Atang.
Waspada Hujan hingga Maret 2023
Atang mengingatkan, kepada warga Kabupaten Sumedang untuk tetap waspada dalam menghadapi tahun 2023, sebab musim hujan masih akan terjadi hingga bulan Maret 2023.
“Tetap waspada karena puncak hujan masih akan terjadi hingga bulan Maret 2023, segera melapor ke aparatur pemerintah setempat jika terjadi bencana. Sehingga penanganan dan penanggulangannya bisa cepat dilaksanakan,” kata Atang.