BERITA SUMEDANG, ruber.id – Pada musim penghujan, sampah menjadi persoalan yang mengganggu kenyamanan warga yang bermukim di wilayah pesisir Waduk Jatigede. Terutama, mereka yang berada di Kecamatan Wado dan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang.
Tumpukkan sampah yang mengotori wilayah pesisir Waduk Jatigede ini kerap terjadi ketika musim hujan karena permukaan air di Waduk Jatigede naik.
Antisipasi tentunya sangat perlu agar pada musim penghujan kali ini, wilayah pesisir Waduk Jatigede tidak kembali tercemar oleh sampah kiriman dari wilayah hulu, Kabupaten Garut. Melalui Sungai Cimanuk.
Tokoh masyarakat Wado, Dede Suhendar mengatakan, pemerintah harus belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Dede menjelaskan, pada musim hujan dan ketika air muka Waduk Jatigede naik, maka tumpukkan sampah yang mengotori wilayah pesisir dan membuat warga resah.
“Masalah sampah ini di pesisir Waduk Jatigede ini terus berulang setiap tahun,” jelasnya.
Asal mula sampah sendiri, kata Dede, dari sejumlah sungai yang muaranya di Waduk Jatigede.
Penyumbang sampah terbesar sendiri, sambung Dede, berasal dari aliran Sungai Cimanuk dari Garut dan bermuara di Waduk Jatigede.
“Banyak juga sampah yang berasal dari sampah rumah tangga,” jelasnya.
Untuk itu, kata Dede, sebelum terjadi penumpukkan sampah di pesisir perairan Waduk Jatigede, Pemkab Sumedang harus mulai sosialisasi ke masyarakat.
Terutama, untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai yang bermuara di Waduk Jatigede.
“Warga masih banyak yang buang sampah ke aliran sungai, harus ada sanksi keras dari pemerintah. Jadi warga juga paham dampak buang sampah ke aliran sungai itu,” ucapnya.
Dede menjelaskan, tidak hanya mencemari lingkungan, tumpukkan sampah juga sangat berbahaya bagi kesehatan warga.
Selain itu, kata Dede, warga enggan datang ke wilayah pesisir Waduk Jatigede jika sampah menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap.
Penulis/Editor: R003