Angklung Jenglung dari Cirangkong Sumedang, Tetap Lestari Sejak Zaman Para Wali

Angklung Jenglung dari Cirangkong Sumedang, Tetap Lestari Sejak Zaman Para Wali
Pelaku seni Angklung Jenglung asal Cirangkong, Sumedang tetap eksis di tengah pesatnya perkembangan teknologi. R003/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Tanggal 16 November diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia. Alat musik tradisional karya cipta masyarakat Sunda. Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sendiri, terdapat kelompok seni yang konsen dalam melestarikan angklung.

Kelompok seniman di Sumedang tersebut, merupakan kelompok seni Angklung Jenglung, yang berasal dari Kampung Cirangkong, Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Sudah Ada Sejak Zaman Para Wali

Sesepuh seni Angklung Jenglung Cirangkong, Abin Robani menyebutkan, kesenian Angklung Jenglung ini telah ada sejak zaman para wali.

Kesenian ini, kata Abin, kerap menjadi hiburan dalam berbagai acara. Mulai dari syukuran khitanan, resepsi pernikahan, hingga penyambutan pemimpin daerah.

“Seni tradisi Angklung Jenglung ini sudah ada sejak zaman para wali. Dahulu itu, tidak hanya di Sumedang, tapi kesohor sampai Cianjur.

“Namun, seiring perkembangan zaman, seni tradisi Angklung Jenglung ini vakum karena tidak ada penerus,” kata Mang Abin.

Mang Abin menjelaskan, jika merunut sejarah Angklung Jenglun asal Kampung Cirangkong, telah ada lebih dari 300 tahun yang lalu.

Kesenian tradisional Sunda ini, biasanya menjadi hiburan rakyat pada masa Wali Songo ketika menyebarkan agama Islam di tatar Jawa.

“Kesenian ini, sudah ada sejak 300 tahun lalu. Bahkan bisa jadi lebih dari itu.”

“Tapi jika merunut dari usia para penerus, hingga ke Mang Abin, generasi keenam, seni tradisi Angklung Jenglung sudah ada lebih dari 300 tahun,” jelasnya.

Mang Abin menyebutkan, saat masa jaya-jayanya, angklung jenglung kesohor sampai ke Kabupaten Subang hingga Kabupaten Cianjur.

Akan tetapi, kata Mang Abin, kesenian Angklung Jenglung Sumedang ini, sempat vakum.

Alasannya, karena seiring perkembangan zaman, peminat seni tradisi yang satu ini, kian berkurang. Bahkan, hampir hilang sama sekali.

“Oleh karena itu, kami, terdiri dari 23 anggota angklung jenglung di Cirangkong ini, dalam beberapa tahun terakhir, terus berupaya untuk kembali mengenalkannya,” kata Mang Abin.

Berkat perjuangan kelompok seni ini, saat ini, Angklung Jenglung Kampung Cirangkong telah tercatat dan masuk daftar sebagai salah satu seni tradisi warisan leluhur Sumedang.

“Kami terus berusaha untuk terus mengenalkannya kepada generasi muda, terutama di Sumedang. Sehingga seni tradisi Angklung Jenglung dari Cirangkong Sumedang ini dapat tetap lestari di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini,” harap Mang Abin.