Kehilangan Mata Pencaharian, Proyek Nasional di Sumedang Hanya Menambah Orang Miskin Baru

Kehilangan Mata Pencaharian, Proyek Nasional di Sumedang Hanya Menambah Orang Miskin Baru
Proyek Bendungan Cipanas menghilangkan lahan garapan para petani di wilayah Conggeang, Sumedang. usup supriadi/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Sejumlah tokoh masyarakat di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat berharap, pemerintah tidak hanya mendukung proyek pembangunan nasional saja. Tapi, harus juga memerhatikan nasib warga yang terdampak untuk kelangsungan hidupnya.

Seperti nasib warga Desa Cibubuan, Desa Karanglayung, dan Desa Ungkal, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang yang terdampak Bendungan Cipanas.

Dengan adanya proyek nasional Bendungan Cipanas ini, tentunya warga yang sebelumnya merupakan petani akan kehilangan lanah garapan yang sebelumnya menjadi mata pencaharian mereka.

Muhamad, salah seorang warga Kecamatan Conggeang yang terdampak Bendungan Cipanas mengatakan, Pemkab Sumedang, seharusnya sudah memikirkan lapangan pekerjaan.

Selain itu, menciptakan lahan mata pencaharian baru yang sekiranya cocok dengan kultur warga terdampak.

“Warga yang terkena dampak Bendungan Cipanas ini mayoritas petani. Kami biasa bercocok tanam padi hingga setiap musim mendapatkan hasil panen padi,” kata Muhamad kepada ruber.id, Minggu, 5 Febuari 2023.

Akan tetapi, kata Muhamad, setelah adanya Bendungan Cipanas, para petanj akan kehilangan mata pencaharian di bidang pertanian.

“Bayangkan, setiap musim dari sejumlah warga terkena dampak menghasilkan panen padi ratusan ton.”

“Tapi, dari mulai sekarang, penghasilan itu lenyap. Bagaiman kehidupan warga ke depan. Pemerintah, seharusnya juga memikirkan hal ini,” ucapnya.

Terima Ganti Untung Tapi Kehilangan Mata Pencaharian

Di sisi lain, Muhamad dan beberap tokoh masyarakat Desa Cibubuan menyebutkan, warga yang mendapatkan ganti untung lahan garapan, untuk sekarang ini akan merasa bahagia.

Karena, nilai pembebasan lebih tinggi nilainya dibanding harga jual biasanya.

Namun, beberapa tahun ke depan tak menutup kemungkinan akan terasa kehilangan pendapatan dari hasil panen padi di setiap musimnya.

“Apabila warga yang menerima ganti untung itu tidak tepat dalam pengelolaan dan penggunaan keuangan yang mereka terima itu, pastinya akan habis sia-sia.”

“Terlebih, lahannya sudah dijual duluan, dan kini keluar resume cuma gigit jari. Malah yang untung hanya spekulan,” sebutnya.

Selain itu, kata Muhamad, banyak terjadi, setelahnha menerima uang ganti untung, selang 1 atau 2 tahun keadaan hidupnya menjadi semakin susah.

“Apalagi, kalau gaya hidupnya lebih meningkat dari sebelumnya. Walaupun resume belum bisa dicairkan, tapi sudah cukup banyak penerima resume menjaminkan resume-nya ini ke pihak bank. Karena terdesak kebutuhan,” ucapnya.