Kesaksian Warga Sumedang soal Penampakan Ratu Ular Pesugihan di Waduk Jatigede

Ratu Ular Pesugihan di Waduk Jatigede Sumedang
Waduk Jatigede Sumedang. Foto dokumen ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Kisah misteri tentang Ratu Ular Pesugihan di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, telah mencuri perhatian banyak orang.

Dari sejumlah pengakuan masyarakat sekitar, penampakan Ratu Ular Pesugihan Waduk Jatigede ini menjadi kisah yang semakin menarik.

Beberapa orang bahkan, melaporkan penampakan sosok Ratu Ular cantik berwajah manusia dengan mahkota yang memukau.

Salah satu cerita menarik datang dari Sihabudin, seorang warga yang dulunya tinggal di Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang.

Kawasan Leuwihideung, yang saat ini terendam oleh air Waduk Jatigede, ternyata memiliki nilai sakral sebagai tempat Kerajaan Sumedang pertama.

Sihabudin mengaku, pengalamannya melihat Ratu Ular di daerah bernama Pasir Limus.

Meskipun melihat ular berukuran sangat besar dengan diameter sebesar pohon kelapa, ia juga merasakan wujud perempuan cantik dengan anting dan mahkota.

Namun, cerita ini tak hanya tentang penampakan visual semata.

Orang-orang yang terlibat dalam praktik pesugihan Ratu Ular memiliki beragam alasan. Seperti mengatasi kesulitan ekonomi, mendapatkan kekayaan, atau bahkan karena ingin menikahi Ratu Ular.

Konon, pesugihan ini dilakukan dengan melalui prosesi ritual pernikahan.

Di mana, para pelaku pesugihan bisa memilih dari beberapa opsi Ratu Ular yang ditawarkan oleh kuncen atau juru kunci.

Daya tarik visual Ratu Ular yang cantik memang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi para pelaku pesugihan.

Meski cerita ini mungkin terdengar mistis dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Fenomena ini, tetap menjadi bahan pembicaraan menarik bagi banyak orang di sekitar wilayah Waduk Jatigede.

Menariknya, kisah ini membawa kita lebih dekat dengan kepercayaan dan budaya masyarakat di Sumedang.

Selain itu, memperlihatkan bagaimana mitos dan cerita lokal tentang Ratu Ular Pesugihan di Waduk Jatigede ini, tetap berlanjut dari generasi ke generasi.