Pemprov Aceh Peringati 113 Tahun Wafatnya Cut Nyak Dien di Sumedang

Peringatan Wafatnya Cut Nyak Dien di Sumedang
Tarian Ratoh Jaroe dan Tari Seudati dari Aceh saat peringatan 113 tahun wafatnya Cut Nyak Dien di Sumedang. Humas Pemkab Sumedang/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Dalam rangka memperingati 113 tahun wafatnya pahlawan nasional, Cut Nyak Dien, Pemprov Aceh bersama Pemkab Sumedang menggelar kegiatan bertajuk Cut Nyak Dhien, Cahaya dari Negeri Aceh.

Pelaksanaan kegiatan ini terpusat di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Sabtu (20/11/2021).

Rangkaian kegiatan terdiri dari ziarah ke makam Cut Nyak Dien di komplek pemakaman keluarga Gunung Puyuh, Sukajaya, Sumedang Selatan, Sumedang.

Selain itu, dalam kesempatan ini juga menyajikan pertunjukan seni budaya dari dua daerah.

Di antaranya, seni pencak silat dari Sumedang oleh Paguron Gagak Lumayung.

Sedangkan dari Aceh, Tarian Ratoh Jaroe dan Tari Seudati.

Tak hanya itu, kolaborasi dua budaya dalam pertunjukan Meulanton Aceh bersama musik tradisional Tarawangsa Sumedang oleh Cut Mitha Moetia dan Eva Purnama Dewi.

Ketua TP PKK Aceh yang juga istri Gubernur Aceh Dyah Erti Idawati menghadiri kegiatan tersebut.

Hadir pula Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal.

Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda Surya Darma dan istri, Kabid Sejarah dan Nilai Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Evi Mayasari.

Juga hadir, Ketua Keluarga Masyarakat Aceh Sumedang (Kamas) Yusuf.

Sedangkan dari Sumedang, hadir Bupati H Dony Ahmad Munir beserta istri Hj Susi Gantini, Sri Radya Keraton Sumedang Larang HRI Lukman Soemadisoeria.

Kemudian, Kadisparbudpora Bambang Rianto, Kepala Dinsos P3A Dikdik Sadikin, Kepala Badan Bappppeda Hj Tuti Ruswati, dan beberapa pejabat lainnya.

Bupati Dony menyebutkan, kegiatan ini merupakan sarana untuk mempersatukan Aceh dan Sumedang dalam bingkai budaya, sejarah, dan seni.

“Saya harap, kegiatan ini bukan pertemuan yang pertama dan terakhir. Melainkan harus ada tindak lanjut ke depannya, terutama dalam menumbuhkan ikatan antara masyarakat Aceh dengan warga Sumedang,” ucapnya.

Dony menyatakan, dengan memperingati perjuangan Cut Nyak Dien dalam menjaga keutuhan bangsa dari rongrongan penjajah ini dapat menjadi contoh dan teladan bagi generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan.

“Tentunya kegiatan ini bisa menjadi spirit bagi kita semua. Terutama, untuk menjadi manusia yang tangguh dan mandiri dalam memberikan kontribusi yang positif dalam mengisi kemerdekaan untuk memajukan negara dan bangsa,” tuturnya.

Dony berharap, kegiatan ini juga dapat menjadi agenda rutin menjadi Festival Cut Nyak Dien, sebagai event pariwisata.

“Kegiatan ini ke depannya akan menjadi event tahunan. Kami juga akan bekerjasama dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata,” jelasnya.

Cut Nyak Dien Simbol Emansipasi Perempuan

Sementara itu, Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati menyebutkan, Cut Nyak Dien adalah simbol emansipasi perempuan. Terutama, dalam memperjuangkan kemerdekaan yang hendaknya menjadi contoh generasi muda.

“Masalah gender sama sekali tidak menghalangi Cut Nyak Dien untuk tampil di medan tempur. Baginya, gender adalah kodrat, sedangkan perjuangan dan kepemimpinan adalah hak semua orang.”

“Paling tidak, inilah sisi lain keteladanan yang Cut Nyak Dien ajarkan kepada kita semua. Terutama kaum wanita di negeri ini,” katanya. 

Diah mengapresiasi atas terealisasinya kegiatan ini sehingga mampu mempererat tali persaudaraan di antara dua daerah. Meskipun waktunya, mundur dari rencana semula.

“Terima kasih atas terselanggaranya acara ini yang sedianya terlaksana pada 6 November.”

“Hubungan antara Aceh dengan Sumedang tak akan terputus. Apalagi bersanding dengan pertukaran kebudayaan, kuliner, ekonomi, dan lainnya,” katanya.

Penulis/Editor: R003