Ranginang dan Opak Khas Tanjungsari Sumedang yang Legendaris, Ada Sejak Tahun 1990

ranginang dan opak khas Tanjungsari, Sumedang
Ibu rumah tangga di Desa Gudang menggoreng ranginang dan opak khas Tanjungsari, Sumedang. Dok/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Ranginang dan opak merupakan salah satu cemilan tradisional khas Sunda. Sejumlah daerah tercatat menjadi penghasil makanan ringan yang legendaris ini, salah satunya di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Produsen rangingan dan opak satu-satunya yang berlokasi di Desa Gudang, Kecamatan Tanjungsari ini, sudah ada sejak tahun 1990-an.

Dan hingga saat ini, ranginan dan opak khas Tanjungsari ini masih tetap eksis.

Bahkan, menjelang Lebaran, produsen ranginang dan opak di Tanjungsari ini, kerap kewalahan memenuhi permintaan pasar.

Pemilik rumah produksi ranginang dan opak, Atikah, mengaku, dalam sehari mampu menghabiskan bahan baku utama berupa beras ketan mencapai 5 Kg per hari.

Namun, setiap menjelang Lebaran, ia bisa menghabiskan beras ketan yang menjadi bahan baku utama pembuatan ranginan ini mencapai 50 Kg per hari.

“Alhamdulillah, tiap menjelang Lebaran permintaan pasar memang selalu tinggi.”

“Biasanya memasuki bulan puasa, pesanan mulai masuk, dalam sehari kalau pas ramai itu bisa menghabiskan beras ketan mencapai 50 Kg,” ucapnya.

Atikah menyebutkan, ranginan dan opak hasil produksinya ini, kerap menjadi oleh-oleh saat Lebaran.

Adapun, untuk mendapatkan ranginang dan opak khas Tanjungsari ini bisa dengan mudah warga temukan di sejumlah sentra oleh-oleh.

Yaitu di sepanjang Jalan Bandung-Cirebon, ataupun di sepanjang Jalan Bandung-Garut, di sekitar wilayah Cileunyi.

“Konsumen juga banyak yang langsung datang ke sini untuk memesan.”

“Biasanya, yang pesan itu untuk oleh-oleh saat mudik Lebaran. Selain itu juga, sudah mulai kami pasarkan ke sejumlah daerah lainnya di wilayah Jawa Barat,” jelasnya.

Penulis/Editor: R003