Tembakau Jadi Pilihan Unggulan Petani di Jatigede Sumedang saat Kemarau

Tembakau Jadi Pilihan Unggulan Petani di Jatigede Sumedang saat Kemarau
Petani Ciranggem, Jatigede, Sumedang menanam tembakau. R003/ruber.id

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Saat memasuki musim kemarau, petani di wilayah Desa Ciranggem, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang memiliki pilihan menarik untuk menanam komoditas tembakau di lahan sawah dan kebun mereka.

Diprediksi, pada akhir Juni ini, sekitar 80 hektare lahan di Ciranggem, Jatigede, Sumedang akan ditanami dengan tembakau.

Tembakau, Komoditas Menjanjikan

Tatang Suhanda, seorang tokoh petani setempat, menjelaskan, setelah panen padi kedua, semua petani di Ciranggem biasanya beralih untuk menanam tembakau.

Musim kemarau, dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk menanam tembakau.

Karena, tanaman ini tidak membutuhkan pasokan air yang melimpah.

“Tembakau biasanya ditanam merata di lahan sawah dan kebun di sini,” ujar Tatang.

Bagi petani di Ciranggem, tembakau merupakan komoditas utama yang setiap tahunnya ditanam dan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menanam padi.

Sebelum sebagian wilayah Ciranggem tergenang oleh Waduk Jatigede, daerah ini merupakan salah satu sentra produksi tembakau di Sumedang.

Pada saat itu, luas lahan yang digunakan untuk menanam tembakau mencapai ratusan hektare.

Hasil dari tanaman tembakau juga telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Ciranggem.

Setelah lima tahun tergenang, mulai dari tahun ini para petani kembali bersemangat untuk menanam tembakau setelah lahan sawah dan kebun mereka teratur kembali.

Sebelumnya, aktivitas penanaman tembakau sempat terhenti karena banyak petani beralih menjadi nelayan penangkap ikan.

Lebih Besar dari Hasil Menanam Padi

Muyana, seorang petani lainnya, menyatakan pendapatan yang diperoleh dari tembakau memang lebih tinggi dari pada hasil panen padi.

Meskipun masa tanam dan masa panennya sama dengan padi, penjualan tembakau lebih menjanjikan.

Mulyana menambahkan, untuk menanam 2000 tangkal tembakau hanya dibutuhkan modal sekitar Rp1.1 juta.

Jumlah tersebut mencakup biaya pengadaan bibit, pengolahan lahan, penyiangan, dan pemupukan.

“Pemeliharaan tembakau tidak sulit, hanya pada tahap awal penanaman saja,” ucap Mulyana.

Mulyana menyebutkan, terkait pemasaran hasil panen, setiap petani memiliki pendekatan yang berbeda.

Ada yang menjual tembakau per tangkal sebelum panen, ada pula yang menjualnya setelah dikeringkan, dan beberapa petani juga menjualnya setelah dikeringkan dan diracik.

Untuk pasar lokal, tembakau dari Jatigede biasanya dijual kepada pabrik-pabrik di Tanjungsari, Darmaraja, bahkan hingga di luar daerah.

“Dari 3000 tangkal atau pohon tembakau, jika kualitas tanaman bagus, dapat menghasilkan 3 kuintal daun tembakau kering siap jual.”

“Sedangkan, jika menjual daun tembakau dalam kondisi basah, harganya berkisar Rp3500 per batang. Sementara itu, harga tembakau kering yang sudah dirajang atau matang mencapai sekitar Rp50.000/Kg.

Tatang Suhanda berharap, adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk membantu petani. Baik dalam hal permodalan maupun pemasaran yang lebih baik.

Dengan demikian, Ciranggem dapat kembali menjadi sentra produksi tembakau yang berkembang.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Terutama, bagi mereka yang sebelumnya terdampak pembangunan Waduk Jatigede.

Dukungan Pemkab Sumedang

Usaha pertanian tembakau ini, merupakan salah satu sektor pertanian yang mendapat perhatian dari Pemkab Sumedang.

Dalam rangka mendukung pengembangan usaha pertanian tembakau, Pemkab Sumedang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah memberikan banyak bantuan sarana dan prasarana pendukung pertanian.

Beberapa bentuk dukungan tersebut antara lain adalah alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) guna meningkatkan produktivitas bahan baku tembakau.

Bantuan ini, mencakup penyediaan jaringan irigasi, sarana pengolahan lahan, benih dan pestisida, serta pelatihan dalam budidaya tembakau.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan petani tembakau di Sumedang dapat meningkatkan produksi dan efisiensi dalam budidaya tembakau.

Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani serta mengembangkan sektor pertanian tembakau sebagai salah satu pilar ekonomi lokal yang kuat.

Dalam hal ini, peran serta petani dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan usaha pertanian tembakau juga sangat penting.

Petani, diimbau untuk mematuhi aturan dan praktik pertanian yang berkelanjutan. Termasuk, penggunaan pupuk dan pestisida yang aman serta menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

Dengan upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah dan petani dalam mengembangkan sektor pertanian tembakau. Diharapkan Sumedang dapat tetap menjadi daerah yang menghasilkan tembakau berkualitas tinggi dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.