Transformasi Digital Bukan Sekadar Teknologi, Melainkan Leadership dan Mindset

Transformasi Digital Bukan Sekadar Teknologi, Melainkan Leadership dan Mindset

BERITA SUMEDANG.ruber.id – Transformasi digital bukan sekadar teknologi, melainkan leadership dan mindset. Event West Java Digital Services (WJDS) International Festival (IFes) 2022 yang digelar di Balairung Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, memasuki hari terakhir, Jumat, 23 Desember 2022.

Agenda kegiatan diisi dengan ‘talkshow’ terkait dengan digital services untuk dunia usaha dengan tema “Digital Services dalam Perspektif Dunia Usaha”.

Salah satu pembicara dalam talkshow tersebut yakni CEO Inixindo Jogja Andi Yiniantoro mengaku bangga bisa bergabung dalam acara West Java Digital Services Internasional Festival 2022 tersebut.

“Terima kasih bisa bergabung di acara yang keren ini. Karena yang datang di hari pertama adalah Bupati dan Walikota yang saya pikir menjadi suatu ‘stakeholders’ yang paling tepat untuk membuat digitalisasi ini sukses,” ujarnya.

Andi mengatakan, hampir semua pembicara dalam even tersebut membahas ‘mindset’ dan ‘leadership’.

“Saya pikir di hari pertama kemarin banyak sekali diucapkan oleh seluruh pembicara dari mulai Menteri, Bupati dan Sekda, bahwa yang paling kunci adalah mindset dan leadership,” ucapnya.

Menurut Andi, jika berbicara digital di Indonesia larinya akan ke Dinas Kominfo atau Pusdatin, sehingga sudut pandangnya selalu teknologi.

“Ada lima kata yang paling sering disebut mulai dari Bupati Sumedang, Pak Luhut, Pak, Azwar Anas dan Pak Ridwan Kamil dalam event kemarin. Yaitu ‘leadership’ diucapkan 17 kali, ‘mindset’ 14 kali, perubahan 11 kali, tata kelola 9 kali, dan bukan teknologi 5 kali,” terangnya.

Dari lima kata di tersebut, menurut Andi  mempunyai dua hal yang paling utama disampaikan adalah ‘leadership’ dan ‘mindset’.

“Jadi ini bukan tentang teknologi, tetapi kuncinya adalah ‘leadership’ dan ‘mindset’,” ujanrnya.

ASN Harus Miliki Mindset yang Benar

Andi menuturkan, mindset yang benar harus dimiliki oleh para ASN sebagai pelaksana digital services yang akan dilaksanakan untuk publik ataupun masyarakat.

“Jika kita masih menganggap digital services sebuah aplikasi, berati pemikiran kita belum pada inti mindset-nya,” ucapnya.

Andi menerangkan, lima mindset yang harus dimiliki oleh para ASN supaya dapat menjalankan digital services sebagai pondasi.

“Pertama adalah mengubah dari government sentris menjadi warga sentris. Kedua adalah jika kita menggunakan data-data yang bersifat manual atau masih belum pakai cashless, maka jadikan aplikasi sebagai alat untuk bisa mengolah data dengan baik,” terangnya.

Mindset yang ketiga adalah fungsi pemerintah telah berubah peran yakni menjadi fasilitator dan kolabolator.

“Keempat adalah Smart City dan yang lainnya adalah bagaimana kita menciptakan inovasi dan terobosan yang gila, dan Sumedang sudah menunjukan terobosan-terobosan yang gila,” ujarnya.

“Dan kelima mindset itu kita harus memiliki satu integrasi dalam satu platform yang sama. Jadi kita harus bicara kepada keterpaduan dan keintegrasian proses bisnis,” sebutnya.